Minggu, 13 Maret 2011

Sahabat-sahabat Instan (Red:Geng Geje)


Sebuah peretemanan atau yang lebih erat bisa dikatakan sebagai persahabatan biasanya akan terjalin ketika kita sudah menjalin hubungan yang begitu lama bahkan bisa dibilang tidak dengan hitungan waktu menggunakan bulan. Tapi tahukah anda?, sepertinya yang akan saya tulis ini bisa mengubah pemikiran anda tentang kalimat yang saya tulis diawal tadi. Saya dan beberapa sahabat saya, menjalin hubungan yang bisa dikatakan instan. Berawal dari sebuah percakapan iseng di situs jejaring sosial, dimana kita bergabung dalam sebuah grup yang sama akhirnya membuat kita yang berjumlah empat orang menjalin keakraban yang tercipta secara cepat pada malam itu dan kami mendeklarasikan sebuah nama Geng Geje. Empat orang ini, memiliki kelebihan-kelebihan yang unik yang membuat suasana pershabatan sangatlah berwarna. Anyway, sore ini ditemani rintik hujan di kamar kos saya ini, saya akan menceritakan sahabat-sahabat instan terhebat saya.
1.Sischa Nissa Morallita
Sischa satu-satunya cewek tercantik yang berhasil membuat suasana persahabatan kita menjadi lebih berbeda. Berasal dari kota Tuban dan seorang tenaga keperawatan sekaligus memiliki predikat sebagai Duta Wisata Tuban. Memiliki hobi olahraga naik sepeda dan lari (ayoo..kapan2 kita cek kakinya gede gak yoo..ckckck), namun atlet favoritnya adalah Octo Maniani (sangatlah tidak singkron..eerrr). Sebagai seorang cewek satu-satunya di geng kita, Sischa biasa dipanggil Emak. Filosofinya, Emak berarti Ibu, dimana Emak akan bertugas menjaga anggota geng lain jika ada sesuatu hal yang mengganggu. Ada hal geje yang sering dilakukan cewek yang satu ini, setiap pagi selalu berdiri di tengah sawah, entah apa alasannya. Sepertinya dia memiliki cita-cita ingin menjadi orang-orangan sawah (LOL :D). Sering merasa grogi berlebihan ketika bertemu dengan cowok ganteng, oleh sebab itu Emak lah orang yang belum bertemu langsung dengan anggota yang lain (Hendra,Alfan,Okky) mungkin karena Emak takut grogi berlebihan ketika melihat kita bertiga. Setelah kecelakaan yang menimpa Emak, dia sempat tidak diperbolehkan makan selama beberapa minggu dan hanya minum saja. Saya masih ingat kata-kata yang membuat saya tertawa lepas “Thulik, perutku haus” :D. Dibalik ke gejean itu anak pertama dari tiga bersaudara ini merupakan prbadi yang menyenangkan, baik, dan tetep geje. We luv u Mak.
2.Alfan Permana
Sebagai sahabat termuda di geng kita, bisa dibilang Alfan sedikit manja jika disbanding dengan yang lainnya. Berasal dari Kota Batu dan saat ini sedang kuliah di salah satu perguruan di Kota Malang dan mengambil Teknik Informatika. Moto hidupnya sudah sangatlah geje : satu jempol anda berikan di statusku, 100 jempol untuk status anda (plisss deeehh). Hal itu mungkin slah satu kegejean yang sering dilakukan. Sering mengalami insomnia dan sering juga menghilang tiada kabar berita serta sering ngomong-ngomong sendiri tidak jelas apa maksudnya (beeehh). Alfan dan biasa dipangil adek alfan sangat mengidolakan artis korea. Saya masih sangat ingat ketika dia sangat antusias menunjukkan berbagai koleksi video klip korea di laptopnya, padahal pada saat itu sudah dini hari dan mata saya sudah susah untuk dibuka (hahahahakz). Masa kecil dihabiskan di Batu dengan bersekolah dasar di dekat rumahnya. Sewaktu kecil sering menjadi kompor perkelahian dengan teman-teman sekolahnya (ckckckck…). Dibalik ke gejean itu, seorang Alfan Permana adalah pribadi yang ramah, sederhana, dan tetep geje. Keep Spirit Brotha.
3.Okky Fransila Arganata
Okky Fransila Arganata, kenapa saya menulis namanya lengkap?, karena dia adalah satu-satunya orang di dunia ini yang sangat tidak suka jika namanya tidak dipanggil secara lengkap (capedeehh). Berasal dari Probolinggo, fasih berbahasa Madura dan sangatlah memperhatikan penampilan. Sangat berpegang teguh pada kepercayaan ini: jangan percaya 100 % dengan tampang seseorang karena tampang itu bisa menipu. Saat okky ini sedang menjalani aktivitas kuliah disalah satu perguruan di Malang. Hal geje yang sering dilakukan orang yang satu ini adalah mengganti foto profil facebook hingga berates-ratus kali dalam sehari. Mungkin kalau itu foto dia sendiri sangatlah tidak masalah, namun masalahnya adalah dia menggunakan foto-foto orang lain yang sangatlah tidak jelas. Paling bangga dengan bagian tubuh belakangnya dan selalu mengklaim dirinya paling sexy (plissdeeeh). Sangat menggilai Agnes Monica dan Uma Tobing, hingga pada suatu saat saya mengajaknya ke tempat karaoke dan menyuruhnya menyanyikan lagunya agnes. Hasilnya…preketek..jangankan nada..suaranya saja tidak terdengar. Sempat sebel kepada saya ketika dia saya jadikan topik pembicaraan saya ketika saya bersiaran. Okky Fransila Arganata, penyuka kucing dan memiliki kucing bernama mumun binti solehwati yang baru saja hamil, hobi makan masakan jepang dan sempat meremehkan saya tidak bisa menggunakan sumpit. Dibalik ke gejean itu, Okky Fransila Arganata adalah seorang yang lucu, menyenangkan, dan baik dan tetap sangatlah geje. BigHug Brotha.
4.Hendra Febri
Saya sendiri adalah anggota yang mungkin sudah dianggap tua oleh mereka semua, karena saya sudah lulus kuliah. Bersama ketiga sahabat instan saya itulah kemudian saya bisa mengenal orang-orang baru dalam hari-hari saya. Bertemu dengan Alfan dan menikmati wisata kota Batu menjadi penyegaran untuk otak saya yang saat itu sedang berada dalam kegelisahan. Berjumpa dengan seorang Okky Fransila Arganata dipertengahan Februari selama beberapa hari membuat suasana hidup saya lebih terhibur dengan kegejean yang dibuat. Yahhh…..inilah saya dan sahabat-sahabat instan saya. Semoga ini menjadi awal yang baik untuk selalu bersama.

Jumat, 27 Agustus 2010

Si Pemimpi dan Mimpi-mimpinya

Membicarakan mimpi memang terkadang membuat telinga saya sedikit gatal, hati saya sedikit bimbang dan pikiran saya banyak melayang kemana-mana. Dalam hal ini bukan mimpi waktu kita tidur, namun lebih tepatnya tujuan yang akan kita raih dalam hidup atau dalam kata-kata yang lebih sederhana adalah cita-cita. Mendengar tujuan hidup,mimpi,cita-cita dan segala tetek bengeknya terkadang sering menguras pikiran saya dan membuat saya sedikit mengingat-ingat kembali cita-cita saya dari kecil hingga sekarang yang selalu berubah-ubah.
Ketika berumur lima tahun, masih teringat jelas memiliki obsesi menjadi seorang polisi. Mungkin itu hal lumrah yang terjadi pada anak-anak yang selalu ingin menjadi pahlawan yang memberantas kejahatan. Setiap karnaval agustusan, baju ala polisi warna hijau lengkap selalu saya pakai dengan rasa bangga. Berdiri di barisan paling depan, saya dengan gagah dan lugunya memamerkan seragam ala polisi tersebut dan selalu berharap kelak jika sudah besar benar-benar menjadi seorang polisi. Mungkin bisa dikatakan memiliki cita-cita adalah hal wajib dimiliki oleh setiap orang. Mengapa saya katakan demikian, karena begitu saya masuk SD alias Sekolah Dasar hal yang kedua yang ditanyakan setelah nama pasti adalah “apa cita-cita kamu?”. Pertanyaan itu selalu ditanyakan setiap naik kelas, baik secara lisan maupun tulisan. Waktu itu cita-cita ingin jadi polisi tia-tiba saja hilang begitu saja.
Di sekolah dasar, cita-cita yang paling diinginkan adalah menjadi guru. Sepertinya ada kepuasan tersendiri ketika mengajar dan memberikan ilmu kepada siswa. Setiap jam kosong, kelas selalu saya ambil alih. Saya selalu mendapat tugas dari guru saya untuk mendikte teman-teman lain untuk mencatat. Meskipun belum sepenuhnya bisa mngajar seperti guru, saya memiliki kepuasan itu dengan berdiri didepan kelas dan mendikte catatan kepada teman-teman saya. Keinginan menjadi guru hanya sebatas sampai kelas empat saja. Beranjak kelas lima, mulai memiliki hobi menyanyi di kamar mandi. Dan pada saat itu lagu-lagu yang sering saya nyanyikan adalah lagu dangdut. Aduh buyung dari manis manja group serta Dinding Pemisah dari Mery Andani sering saya nyanyikan. Maklum, memang waktu itu hanya punya dua kaset tersebut. Sejak saat itu mulai memiliki cita-cita ingin menjadi penyanyi dangdut. Ditambah waktu itu sering melihat tayangan “sik asik” di SCTV yang kalau tidak salah dulu host nya adalah beby ayu (maaf jika salah). Setiap sabtu saya selalu melihat kuis dangdut yang dipandu oleh Jaja Mihardja dengan semboyan yang sangat fenomenal “apaan tuh?”. Kegiatan-kegiatan menonton tayangan itu kemudian semakin membuat saya menginginkan menjadi penyanyi dangdut. Tampil menyanyi dangdut pertama kali di acara ulang tahun tetangga saya, dengan PD saya menyanyi lagu dari Puput Melati dengan judul “Kecil-kecil si cabe rawit”. Pada saat itu merupakan album dangdut pertama Puput Melati pada saat kecil. Puas rasanya meskipun bukan tampil di acara besar seperti di televisi pada saat ini.
Begitu duduk dibangku sekolah dasar akhir, kegelisahan akan cita-cita semakin besar. Hingga pada akhirnya mencontoh cita-cita standar teman-teman saya pada saat itu yaitu “menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa”. Tapi ternyata meskipun standar, cita-cita yang satu ini sulit untuk diwujudkan sampai sekarang. Pada saat SMP mulai menyukai membaca tabloid dan juga majalah di perpustakaan sekolah. Yang paling sering dibaca adalah kolom cerpen dengan yang dominan cerita-cerita cinta. Pada saat itu kemudian cita-cita saya adalah menjadi seorang pnulis. Bermodalkan buku tulis merek kiky yang sedikit panjang, saya mulai rajin menulis apapun yang ada di pikiran saya. Jika sudah selesai satu tulisan, maka saya langsung berikan teman-teman saya untuk dibaca dan diberi komentar. Saya juga pernah mengirimkan tulisan saya di salah satu majalah, namun tidak pernah dimuat. Mungkin karena tulisan saya tidak layak atau mungkin karena teks yang saya kirimkan waktu itu menggunakan tulisan tangan, maklum waktu itu belum punya mesin ketik apalagi komputer.
Menjadi penulis mungkin bisa dibilang cita-cita saya yang sedikit awet hingga saya masuk ke SMA. Di SMA tulisan saya pernah dimuat di tabloid sekolah yang hanya terbit satu minggu sekali saja. Karena terlalu capek atau sudah bosan, saya kemudian berlih cita-cita. Dari menjadi seorang penulis, tiba-tiba saya ingin menjadi aktor. Saya kemudian rajin mengikuti ekstra kulikuler teater hingga menghantarkan saya menyumbang satu prestasi untuk sekolah saya waktu itu. Pernah juga bercita-cita menjadi penyiar. Mungkin ini karena saya mulai rajin mendegarkan radio pada saat itu. Masih terekam jelas di otak saya, ketika saya membuat microphone palsu dari kertas kemudian saya bersiaran di dalam kelas dan teman-teman yang ada di belakang bangku saya duduk yang selalu setia mendengarkan.
Semua cita-cita saya dari kecil hingga dewasa perlahan seperti memunculkan kemungkinannya. Lulus SMA saya mendapat tawaran dari seorang anggota polisi untuk dimasukkan ke sekolah polisi yang notabene adalah cita-cita saya pada saat masih TK. Namun kesempatan itu saya tolak begitu saja. Lulus SMA saya langsung melanjutkan pendidikan di kejuruan yang memungkinkan saya untuk menjadi guru yang notabene cita-cita waktu SD saya. Waktu masih SMA saya bernah bernyanyi dalam acara tahun baru di kabupaten, itu bisa menjadi bukti cita-cita saya menjadi penyanyi sedikit terwujud. Sekarang saya punya blog yang dapat menyalurkan hobi menulis saya yang notabene saya pernah bercit-cit menjadi seorang penulis. Saat ini saya dipercaya bersiaran di salah satu radio besar swasta yang notabene saya pernah bercita-cita menjadi penyiar dengan microphone kertas saya.
Bisa dibilang saya ini si pemimpi dengan banyak mimpi dan selalu bermimpi dengan mimpi-mimpi tersebut. Sebenarnya semua cita-cita dan mimpi yang sering kita khayalkan bisa menjadi sesuatu yang nyata serta mungkin kita raih jika kita mau berusaha dan mampu mengambil kesempatan yang ada. Tekadang memang butuh sedikit keberanian untuk mengambil kesempatan besar yang datang kepada kita. Karena jika kita mengabaikan kesempatan itu begitu saja, bisa jadi kesempatan itu tidak akan pernah ada lagi untuk kita. Jadi, bermimpilah sebagai apapun karena bisa jadi salah satu dari beragam mimpi kita itu akan bisa terwujud. (270810)

Rabu, 25 Agustus 2010

Bapak Saya Bapak Serba Bisa


Rasa kantuk ketika menulis tulisan ini ternyata justru mengantarkan saya pada seorang sosok yang dekat dengan saya. Sosok yang memiliki pengaruh besar kepada saya. Serta sosok yang tidak akan pernah tergantikan di hati saya. Sosok itu adalah seorang Ayah,atau saya lebih suka menyebutnya Bapak. Bapak adalah sosok kharismatik meskipun orang lain tidak berkata demikian. Bapak adalah pahlawan meskipun mungkin orang tidak sependapat demikian. Bapak malaikat lembut penenang tidur saya, meskipun tidak untuk orang lain. Bapak adalah Guru hidup terbaik meskipun bagi orang lain tidak. Bapak ahli keuangan handal, meskipun tidak untuk orang lain. Bapak adalah manusia serba bisa yang tidak akan terganti oleh siapapun di dunia ini. Mengapa saya berkata demikian?, saya akan menjabarkan semuanya dengan ditemani segelas susu coklat serta otak yang merekam jelas momen-momen bersama Bapak.
Saya mengatakan Bapak adalah sosok yang kharismatik, meskipun orang lain tidak sependapat demikian. Sosoknya yang sederhana dan selalu tersenyum ketika bertemu dengan saya merupakan obat penenang yang paling ampuh di dunia. Tutur kata Bapak yang pelan dan tegas membuat saya selalu tidak pernah berkata “tidak” dengan segala apa yang menjadi perintah Bapak. Tapi maaf pak, terkadang memang kedewasaan mengubah seorang anak menjadi sedikit tidak menurut. Masih terekam jelas ketika saya pertama kali berkata “tidak”, tidak untuk menempuh jalan yang disarankan oleh Bapak.
Bapak adalah sosok pahlawan, meskipun orang lain tidak mengakui demikian. Pahlawan yang selalu melindungi serta selalu memberikan rasa aman ketika berada disampingnya. Tapi maaf pak, terkadang memang pahlawan harus memiliki jiwa besar dan mengakui kesalahan meskipun itu kesalahan anaknya. Kesalahan terbesar dalam hidup saya ketika pahlawan saya dengan kebesaran jiwanya mengakui kesalahan anaknya di depan kepala sekolah. Yang membuat saya semakin mengagumi sosok kepahlawanannya adalah ketika Bapak tetap tidak marah dengan apa yang telah saya lakukan. Dengan bijak Bapak mengarahkan saya untuk bersikap lebih baik lagi.
Bapak malaikat lembut yang selalu menjaga ketika saya kecil tertidur. Ketika kecil, Saya tidak pernah berani tidur sendiri tanpa didampingi sosoknya. Masih terekam jelas dalam otak saya, ketika Bapak dengan tangannya yang telah terlihat lelah setelah seharian bekerja mengangkat tubuh saya dari kursi dan memindahkan ke atas tempat tidur. Rasa nyaman diangkat dan digendong oleh Bapak tak akan pernah hilang meskipun tubuh yang dulu diangkat oleh Bapak kini mungkin lebih kuat dari Bapak sekarang. Tapi maaf pak, kemanjaan seorang anak terkadang membuat Bapak harus lelah menjaga dan selalu mengangkat saya ketika akan tidur.
Bapak adalah guru hidup terbaik dalam hidup saya, meskipun bagi orang lain tidak. Sifat ramah dan suka menolong selalu menjadi mata pelajaran setiap hari antara saya dan Bapak. Kerja keras, tidak mudah putus asa serta doa adalah pelajaran utama yang selalu diajarkan oleh Bapak. Tapi maaf pak, terkadang saya kurang konsentrasi dalam menerima pelajaran Bapak, sehingga saya harus membuat Bapak kecewa yang mungkin ini merupakan kekecewaan yang kesekian kali.
Bapak adalah ahli keuangan yang handal, meskipun tidak untuk orang lain. Menabung dan tidak boros adalah kata-kata yang selalu diucapkan Bapak. Hidup sederhana serta mensyukuri apa yang bisa dimakan hari ini adalah moto hidup Bapak. Keringat dan kerutan di dahi Bapak cukup menjadi bukti bahwa Bapak selalu berusaha menjaga perekonomian keluarga. Tapi maaf pak, terkadang gaya hidup membuat seorang anak berubah. Teringat sekali, dengan motor butut Bapak, dengan topi hitam bertuliskan Yamaha, Bapak menjadi tukang ojek dadakan untuk mendapatkan uang Rp.1000. Begitu gembiranya ketika saya menerima uang itu dari Bapak tanpa memikirkan betapa lelahnya seorang Bapak.
Jika Bapak tau, Bapak adalah sosok pahlawan kharismatik berhati lembut seperti malaikat yang mengajarkan hidup dan ahli keuangan yang handal. Bapak adalah orang yang serba bisa. Bapak saya, Bapak Mariyanto tulus serta ikhlas melakukan apapun demi saya Hendra Febriyanto. Bangga sekali diri saya dengan nama belakang saya yang mirip dengan Bapak saya. Dan saya juga ingin membuat Bapak bangga dengan nama Bapak yang mirip dengan saya. Tapi maaf pak, saya masih belum bisa. Mungkin kata maaf dalam tulisan ini tidak akan cukup menebus kekecewaan Bapak. Mungkin Pujian dalam tulisan ini tidak akan pernah diharapkan oleh seorang Bapak, karena saya tau Bapak dengan tulus dan ikhlas memberikan semuanya kepada saya. Tapi Maaf pak, izinkan saya memeluk dan mencium tangan bapak dan berkata untuk kesekian kali “maaf pak....”.(25-08-10)

Senin, 19 Juli 2010

Tragedi agar "agar-agar" kenyal


Berkumpul bersama dua teman yang selalu ada ketika di tempat kerja memang terkadang dapat menyita waktu kita untuk sekedar rehat atau kembali untuk bertemu guling-gulingku yang sudah menunggu dekapan kehangatanku (hangat-hangat tai ayam...hehehe). "Merumpi" atau dalam bahasa lebih sederhana adalah "ngomsek", itu hal yang selalu menggoda bila bertemu dekan rekan-rekan yang seprofesi. Ngobrolin tentang keluarga, pengalaman saat kecil hingga tadi membicarakan mengenai hal-hal mistis yang terjadi, mulai berteu pocong, kuntilanak, sampai yang terbaru bertemu dengan vampir yang ada di film twilight. Mereka gak tau aja kalo jin tomang dari indonesia lebih "cucok" dari vampir-vampir itu (jin tomang lebih Om2 gitu deh...wkwkwkwk). Obrolan itu menjadi panjang sampai satu piring mie goreng plus satu porsi nasi yang dari satu jam sebelumnya sudah pose dengan fotogenic di pangkuanku.(thanks dita sama mita obrolan kecilnya malam ini yang cukup membuat merinding).
Di kamar sendiri, ditemani suara detikan dari jam warna merah hadiah temen pas ulang tahun 18 ku. Mencoba membuka lemari di sudut kamarku, lemari yang aku beli dari gaji pertamaku ternyata menyimpan satu bungkus agar-agar warna coklat. Meskipun sudah terisi,sepertinya janin dalam perutku...(eits..bukan janin yang itu..tp janin2 cacing dalam usus pencernaanku..hehe)minta "jatah" lagi. Agar-agar menjadi pilihan agar perut ini kembali terisi, agar janin-janin cacing bisa mendapatkan nutrisi, agar gula yang tadi siang baru dibeli bisa dimanfaatkan, agar agar-agar yang masih berbentuk bubuk bisa berbentuk agar-agar yag kenyal. Membaca petunjuk yang ada dibelakang bungkus agar-agar agar berhasil membuat agar-agarnya. Menurut cara pengolahan, 1. tuangkan sebungkus agar-agar. Kalo yang baca orang awam, pasti bingung mau dituangkan kemana ya?...hmm..tanpa pikir panjang langsung dituangkan kedalam panci imut ku. 2. Panaskan 900 cc air, hmm...susah dong pake takar2an...secara aku bukan emak-emak yang lengkap alat-alat memasaknya. Dengan ilmu kira-kira tingkat tinggi memasukkan air setengah panci imut dan memanaskan diatas kompor yang imut juga. 3. Aduk rata. Sempat bingung, mau mengaduknya dengan menggunakan apa, karena tidak dijelaskan mengaduknya pake apa. Teringat pernah mendapat souvenir pernikahan berupa "eros" atau "entong", aduk...aduk.....
4. Tambahkan 120 g gula sesuai selera. Hmm..nie pake gula apa ya??, gula pasir?, gula merah?, gula batu?, atau mungkin gula darah?,hehehe. Buka lemari lagi ternyata ada gula pasir. 5. Tuang ke dalam loyang dan biarkan dingin. Menjadi anak kos, pasti gak mungkin banget punya loyang..jangankan loyang, sendok aja nggak lengkap satu lusin...hhehehe. Pakke tempat seadanya, karena agar-agar bentuknya masih cair. Sesuai dengan sifat benda cair, pasti akan menempati ruang. Kemudian biarkan dingin. Hmmm..padahal sesuatu yang dibiarkan pada suhu yang dingin nantinya akan membeku. Padahal, aku ingin agar "agar-agar" ku kenyal. hmmmm......(21.00 19-07-10)

Kamis, 31 Desember 2009

Dua Kosong Kosong Sembilan

Banyak yang bilang kalau hidup itu harus selalu disyukuri, apapun itu bentuknya. Sedih,senang,susah, maupun kecewa. Semua itu adalah suatu proses untuk menuju kedewasaan dalam menjalani hidup. Mungkin butuh mental yang kuat pada saat kita merasakan kebahagiaan ataupun kesenangan supaya kita tidak berbesar hati dan tidak terlalu berbangga diri. Mungkin butuh kesabaran yang besar pada saat kita harus dihadapkan pada sebuah cobaan hidup yang membuat kita terpuruk. Mungkin butuh semangat hidup yang tinggi untuk kita terus tetap maju menatap hidup pada saat kita harus mengalami kegagalan. Dan mungkin dibutuhkan kerja keras untuk kita meraih apa yang menjadi harapan kita. Di sepanjang tahun 2009 banyak sekali warna yang terlukis dalam perjalanan hidupku yang menjadikan aku sebagai manusia yang terus mencoba menjadi lebih baik. Namun untuk mencapai kata “baik” itu saja butuh perjuangan dan kerja keras yang tinggi. Dan itu pun masih belum bisa untuk mencapai itu. Warna-warni momen di sepanjang tahun 2009 terus membuat aku semangat untuk belajar dan belajar dalam memaknai hidup dan memanfaatkan hidup ini dengan sebaik mungkin. Di temani lantunan lagu “Buka Semangat Baru” dari Ello, Ipag dan kawan-kawan aku mencoba mengenang kembali momen-momen bersejarah sepanjang tahun 2009 dan menuangkannya ke dalam tulisan.
1. @Januari. Serasa menjadi kakak yang sempurna ketika berlibur berdua bersama adikku dengan uang tabunganku sendiri. Di awal tahun itu, masih inget banget senyum yang terus terlihat dari wajah adikku ketika kita berenang bersama, out bond berdua dan menghabiskan waktu berdua selama 2 hari. Jadi ngerasa deket banget ma adekku, padahal sehari-hari kita saling cuek.
2. @Januari. Seneng ngeliat laporan hasil studi ku yang mencetak sejarah selama masa perkuliahan. Baru kali ini di hasil studi tersebut gak ada nilai C.
3. @Januari. Merasa di beri kepercayaan ketika untuk kali kedua diminta untuk menjadi asisten dosen untuk kegiatan prkatikum.
4. @Februari. Bersyukur masih banyak temen-temen yang sayang dan care ke aku. Waktu ulang tahun ku yang menginjak kepala dua ucapan terus mengalir dan banyak kejutan yang mereka berikan kepada ku yang membuat aku merasa terharu.
5. @Maret. Mewakili program studi untuk mengikuti pelatihan penulisan PKM. Dan masih inget banget waktu itu semangat untuk berprestasi, semangat untuk menjadi mahasiswa yang nggak hanya kuliah biasa besar banget. Meskipun merasa kecewa karena proposal yang udah disusun tidak bisa menembus DIKTI.
6. @Maret. Ngerasa menjadi manusia bodoh ketika harus menelan pil pahit melihat hasil tes TOEFL yang jelek dan tidak meloloskan ku untuk masuk kelas bilingual di kampus.
7. @April. Bener-bener ngrasa kesel ma temen, gara-gara tugas ku yang di jiplak habis-habisan. Masih inget banget aku marah-maah ma dia karena kesel banget, gimana nggak kesel? Gara-gara tugasku sama ma dia, aku sampek kena tegur ma dosen. Maaf ya pren..mungkin waktu itu aku hanya emosi ajah.
8. @Mei. Ke kampus selalu bawa kotak kue, tapi bukan untuk dimakan sendiri. Kue-kue itu sengaja aku bawa ke kampus buat di jual ke temen-temen dan dosen. Bisa ngerasain waktu itu susahnya nyari uang.
9. @Juni. Mencoba untuk berlatih menjadi profesi yang nanti aku jalankan.
10. @Juli. Bulan yang menurutku bersejarah bagiku. Di bulan ini aku bisa di nobatkan menjadi finalis Rookie DJ 2009 di Soka Radio. Mencoba di bidang broadcasting yang memang aku impikan. Kebahagiaan di tambah ketika nilai IP semesterku bener-bener maksimal.
11. @Agustus. Ketemu dengan 11 Rookie DJ lainnya dan ngerasa punya keluarga baru yang membuat aku nyaman. (Thanks guys..miss u all)
12. @September. Berusaha keras membagi waktu, pikiran dan tenaga antara sibuk di sekolah dan kegiatan di radio.
13. @Oktober. Kekecewaan yang cukup besar datang. Harus cukup puas terdomp out di Rookie DJ pada saat menuju 3 besar. Tapi setelah itu baru sadar, kalau ini emang yang terbaik dari Tuhan untuk aku. (Thanks God!).
14. @November. Sebuah prestasi memang harus selalu di raih apapun itu bentuknya selama kita masih mampu. Di bulan ini sekedar iseng ikut lomba foto, ternyata aku bisa dinobatkan sebagai Juara 3 Lomba Fotogenic.
15. @Desember. Menutup tahun dengan segala semangat untuk meraih mimpi di tahun 2010.

Minggu, 13 Desember 2009

Si Sandal Jepit dari Pasar Klewer


Bisa dibilang ini adalah kejadian yang memalukan sekaligus membanggakan. Dan seperti makan buah simalakama, pengennya sih marah-marah ma Si Sandal Jepit, tapi gak tega secara dia juga sepertinya jadi barang keberuntungan juga bagiku (sebenernya terpaksa sieh...gak punya sendal bagus mau gak mau ya harus pake sandal ntu!:-)). Dengan Si Sandal jepit itu aku bisa mengalami kejadian yang lucu sekaligus memalukan. Sebenarnya dia tuh seperti sandal-sandal jepit biasanya, hanya saja sandal jepit yang satu ini pake baju motif batik, maklum dia dateng jauh-jauh dari pasar Klewer Solo dengan harga sepuluh ribu rupiah (harga tawar menawar selama satu jam..hehehe). Emang sih..kalo melihat sesuatu jangan hanya dari harganya aja, meskipun Si Sandal jepit ini murah tapi dia pernah melangkah di panggung final acara ulang tahun salah satu agency model di Jember. Ceritanya tuh pas waktu itu aku iseng-iseng ikut acara lomba fotogenic,meskipun nyadar sih gak ada tampang fotogenic yang ada malah tampang kamera face alias wajahnya kayak kamera (item kotak-kotak..hehehe). Ikut ajang itu barengan sama temenku yang niatnya sama-sama buat iseng dan menambah pengalaman aja. selain itu ada juga sih yang kita incar waktu itu, yaitu pengen nampangin foto di pusat perbelanjaan tempat kita daftar. jadi setelah daftarin foto, ntar foto kita dicetak dalam ukuran besar dan bakalan di pamerin di pusat perbelanjaan tersebut selama satu minggu (Emang dasar narsis mulai dari kandungan). Nah..singkat cerita...pas malam final dateng deh dengan dandanan yang super biasa aja, pake kaos+Celana jeans+Jaket dan nggak ketingalam Si Sandal Jepit dari Pasar Klewer. Emang dari awal niat iseng, dateng pas malam final pun niatnya pengan ngambil baner foto yang udah dipamerin selama beberapa hari itu. Ternyata, niat iseng-iseng tersebut nggak selamanya mulus, ada-ada saja yang menghalangi. Namun halangan ini justru menghantarkan ku pada suatu titik puncak kesuksesan (lebay ya..hehehe). "Juara tiga lomba fotogenic kategori remaja diraih oleh Hendra", denger kalimat itu yang diucapkan sama MC nya. Duuuuarrr.....jantungku seperti ditembak. Gimana enggak????, dengan penampilan yang nggak banget, aku harus naik pentas untuk menerima trofi. Oh...my..God...dengan setengah PD setengah malu akhirnya naik juga deh sama Si Sandal Jepit. Ngeliat pemenang lainnya yang pada saat itu tampil Oke secara mereka model, ya pasti aku 360 derajat dari mereka. udah mikir negatif thinking ma audience yang hadir pada saat itu. Pasti dipikiran mereka bilang kayak gene "Huuh..tuh jurinya gak salah pilih ya...juara tiganya kok kayak gitu??" (negatif thinking mode On). Tapi pas diatas pentas otak nggak berhenti berfikir meskipun jantung serasa berhenti berdetak. Dengan langkah siput perlahan tapi pasti, aku seret Si Sandal Jepit yang menempel di kakiku untuk sembunyi di balik Sound yang ada di panggung (Maaf ya..bukannya aku malu pake kamu di panggung, hanya saja aku takut kamu lebih exist daripada aku..hehehe). Thanks buat Si Sandal Jepit dari Klewer udah nemenin aku menerima trofi di panggung malam itu. Kamu udah memberikan yang terbaik dan sudah tampil mengagumkan malam itu di balik sound system.(@211109)

Minggu, 11 Oktober 2009

What Teacher???


Tidak pernah kusangka dan tidak pernah kuduga sebelumnya (haduh terlalu lebay kata-katanya..ganti..ganti..)....tit..tit...tit....Gak pernah nyangka dan gak pernah ada bayangan di benak aku buat jadi seorang guru. Gimana gak coba??, model dan tampang selengekan kayak aku gak banget buat jadi guru. Temen-temen aja banyak yang komen, kalo gurunya kayak aku trus gimana jadinya mudid-muridnya?? (hihihi..kadang aku juga mikir kayak gitu juga sih..). Tapi kayaknya anggapan temen-temen tuh salah besar deh..(hoho..PD), eits..ini terbukti dari pengalaman ku pertama mengajar di salah satu SMA di Jember. Ceritanya di semester ini aku emang harus prakter ngajar, mau gak mau harus mau. Pertama kali denger harus ngajar, di benak ku hanya satu yang terlintas.."Haduuh..ntar penampilanku kayak gimana ya???hehehe". Gimana gak mikir coba??: (1). Rambutku yang kriwel gak jelas ini (kata-kata terinspirasi dari temenku) paling susah buat diatur rapi, maunya selalu acak-acakan keren. (2). Kaki ku tuh paling susah pake celana kain, suka pake jelana jin atau setan gitu deh. Meskipun dikampus ada aturan pake celana kain, aku selalu melanggar (3). Gaya ku yang gak banget jadi guru...gimana ya biar bisa berwibawa gitu???hehehe
Sebenernya masih banyak yang gak banget dari aku untuk jadi guru, tp nggak enak juga sih kalo diomongin semua (ntar aku di depak dari FKIP, hehehe)
Pertama ngajar dan tampil di depan kelas, mmm..bawaanya sih pengen nyantai tapi rasanya seluruh tubuhku tuh lagi dengerin lagu R&B kale ya...kok getar semua...hihihi. Trus bis gitu keringat mulai membasahi sekujur tubuhku, huuh..kayak orang kena hujan beberapa jam deh pokoknya. hehehe
Tapi dengan siasat yang jitu..mm..aku bisa berdalih kepada murid-murid ku "Panas banget ya hari ini, sampe bapak keringetan gini" hehehe
wuuesss..tapi pas aku kelar ngajar..ternyata banyak juga ya ngeFans ma aku..bentar..bentar..bentar..aku ambil kaca dulu!!..mmmm...lumayan keren juga lah tampang ku..pantesan murid-murid ku banyak yang ngeFans (Narsis Mode On). Sampe minta nomor HP segala..ya pasti gak aku kasih laahh..biar mereka penasaran. hehehe
terlepas dari pengalaman itu, ternyata jadi guru tuh susah juga ya...udah capek, harus sabar menghadapi murid, harus belajar sepanjang waktu juga.
Tapi murid ku tuh bandel-bandel ya...apa ini karma ya?? dulu aku pas SMA juga bandel dan sering ngerjain guru..hihihi..serem dapet karma..(11/10/09)